Inspirasi Kita.com - Bagimu yang sedang galau karena salah memilih jurusan saat masuk kuliah. Udah terlanjur keterima dan bayar atau bahkan sudah menjalani beberapa langkah mungkin. Mau pindah, mikir biaya lagi, mau maksain, rasanya kayak beli Anggur Merah tapi rasanya Cermai, asam-asam gimana gitu :). Tenang gaes, kamu gak sendirian ehehe.
Saya adalah salah satu dari sekian mahsiswa yang mengalami salah jurusan. Ketika masa-masa pendaftaran kuliah, saya mendaftar di berbagai jurusan di universitas berbeda. Mulai dari Pertanian, Teknik Industri dan Teknik Informatika. Karena dulu semasa SMA cenderung suka pelajaran IPA. Namun realita berkata lain. Justru saya malah diterima di salah satu Universitas Islam Negeri di Yogyakarta dengan jurusan yang sungguh asing bagi saya, Pendidikan Bahasa Arab (PBA).
Di semester awal, saya sebenarnya masih bisa beradaptasi dengan pelajaran perkuliahan, karena pelajarannya belum mengarah pada jurusan bahasa Arab. Tapi setelah masuk pada semester dua, materi kuliahnya sudah mengarah kepada Bahasa Arab, seperti nahwu dan shorof (gramatika bahasa Arab). Di sinilah permasalahannya mulai muncul. Meskipun dulu ada pelajaranbahasa Arab di SMA , tapi ketertarikanku pada bahasa Arab tidak bisa mengalahkan dunia eksakta. Sempat waktu itu, saya berpikir untuk pindah kampus.
www.pintarnulis.com
Sekarang saya sudah memasuki pertengahan semester dua. Saya mulai sadar jika terus –menerus menyesal tidak akan mendatangkan solusi. Akhirnya beberapa minggu yang lalu, saya dan teman-teman saya yang mempunyai satu visi membentuk komunitas belajar bahasa Arab. Kami kumpul dua kali dalam seminggu, yakni hari Jumat dan Minggu. Di dalamnya kami belajar dan berdiskusi mengenai seluk-beluk bahasa Arab, termasuk tata bahasanya. Tentunya dipantik oleh seorang teman yang lebih pandai dan berpengalaman
Hasilnya mulai terasa. Meskipun saya tetap belum bisa memahami bahasa Arab, minimal seperti teman-teman lain yang kebanyakan dari pondok pesantren. Setidaknya rasa percaya pada diri saya mulai tumbuh. Motivasi dan pola pikir saya berubah. Belajar bahasa Arab sama saja mempelajari bahasa internasional lainnya, bahasa Inggris, bahas Arab dan bahasa Mandarin dan sebagainya. Saya mulai berpikir jika saya terseseat di jalan yang benar.
Sampai detik ini pun saya masih kuliah di jurusan dan universitas yang sama gaes. Agar tubuh lebih berkeringat, alangkah baiknya juga kalau menyibukkan diri dengan kegiatan di kampus, UKM dan ikut organisasi mungkin. Yang terpenting apapun itu, jangan pernah berhenti belajar gaes.
Sumber Gambar sampul: kebumenmuda.com
malu bertanya sesat dijalan itulah pribasa
ReplyDelete