Saturday, 25 July 2015

Nyanyian-nyanyian Desiran Jiwa

                                      

Mentari Pagi



Melihat langit, masih membiru,

belum banyak berubah

Kulangkahkan kaki

Menantang arah yang tak berujung,

dengan secuil keyakinan beserta setetes pengetahuan.

Demi menyongsong mentari esok yang kian menyengat.

Tetap kupijakkan kaki meski darah kian mengalir deras sekujur tubuh

Menantang awan yang berarah

Akulah harapan.

             Ngemplak, 01 Januari 2015


Asa Dan Putus Asa



Ini hanya sebuah puisi kita

Tentang asa bersambut putus asa

Dulu aku belum lahir,

bukan berarti aku tak tahu

bukan tugasku untuk berbicara kebenaran atau kesalahan

Kau tak lupa kan kisah nenek moyangmu?

Mereka merelakan sisa nafasanya untuk kita

Tiada hari kecuali perang

Mati menjadi bukan hal mengerikan

Seolah mati rasa , tapi bukankah itu benderang

Kini aku sudah mulai berkemas dari remaja

Semua sudah berubah

Musuh-musuh nampak itu berganti wujud

Bukan berarti jika usia membuat buta

Kau lupa jika aku punya telinga, mata dan hati

Aku bosan,

Aku muak,

Kau sependapat dengaku kan?

Jika orang miskin diwajibkan miskin

Toh nenek moyang mereka juga miskin

Sama-sama budak

Mengapa pura-pura lupa

Sudah mati rasakah?

Mereka bukan Tuhan,

yang lebih gila,

meraka tega memakan bangkai saudaranya

Tak perlu kau menasehati

Toh mereka sudah paham,

malahan gamblang

Oh, nasib

Di manakah rasa kebersamaan itu

              Ngemplak, 29 Desember 2014


Cinta Seorang Marjinal 



Kala itu sore mendung

wajahmu terlihat mekar,

berseri menantang langit yang gelap

Kau mulai guncang duniaku


Nada rasa kau dendangkan


Aku yang kalut


kau tahu?


Kau lebih dari yang kutahu


Detak jantung mengencang


Oh tidak,

kau tak sedang bergurau,

Senyummu menyiratkan makna

dan aku tahu itu

Aku takut

Aku punya makna lain soal itu

Cinta tidak melulu hanya soal rasa

Cinta harus berlogika

Cinta tidak melulu buta,

tapi memahami

Cinta bukan menderit,

tapi membuat dewasa

Cinta tak pandang waktu

tapi waktu dapat mengantarkan cinta sempurna

tapi aku belia

Masih bau kencur

Hingga cinta kukatakan tuli

dan kini kau lagi

Kau tinggalkan noda

Setelah kau beri angan

kau hempaskan aku ke dalam jurang

Aku semakin terpuruk

Remuk tak berbentuk

Mataku gelap

Jiwaku sesak

Otakku linglung

dan akhirnya mati rasa

Ah,

Aku masih punya Tuhan

Semua tak ada yang sia-sia

hanya soal makna

              Jakenan, 25 Desember 2014

Alhamdulillah sedari sekian lama pengen ngeblog akhirnya diberi kesempatan jua oleh-Nya. Postingan pertama sukses, yah walau bukan fresh ide masih secuil pula. Hehe nyomot dari tumpukan puisi yang terbenam oleh status FB. Harapannya bisa bermanfaat buat saya sendiru khususnya serta menginspirasi temen-temen yang baca. Hehe meski juga tulisannya masih amburadul dan seadanya. Semoga turut mampu meramaikan iklim sastra dan karya-karya kepenulisan tanah air. Aamiin. Mohon doa dan restunya ya sob. Dan satu lagi ditunggu kritik dan sarannya ya. Salam terhangat dari saya sob :) .


Sumber gambar: www.kompasiana.com, iyakan.com, www.merdeka.com
Share:

2 comments:

Featured Post

Mitos-mitos yang Sering Kita Dengar Pas Kita Kecil Dulu Part I

Waktu kita kecil dulu kita pasti sering dengar mitos yang dikatakan oleh orang tua kepada kita. Entah mitos itu tujuannya untuk mengontro...

Visitors